Jakarta-Untuk pertama kalinya, semua lembaga survei di Indonesia menempatkan pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno menang atas pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat. Namun tak seperti putaran pertama dulu, di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta ini hanya 5 lembaga survei yang mengeluarkan secara resmi hasil surveinya.
Kelima lembaga survei tersebut adalah Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Sinergi Data Indonesia (SDI), Polmark Indonesia, Median dan Saiful Mujani Research Center (SRMC). Berikut hasil survei masing-masing lembaga terhadap elektabilitas calon gubernu dan wakil gubernur DKI Jakarta.
1. Hasil Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI, Anies Baswedan- Sandiaga Uno, diprediksi unggul dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Dari 440 responden yang disurvei pada periode 27 Februari sampai 3 Maret 2017, sebanyak 49,7 persen responden memilih Anies-Sandiaga.Adapun survei dilakukan terhadap 440 responden di dengan cara tatap muka.Metode yang digunakan yakni multistage random sampling, dengan margin of error survei ini kurang lebih 4,8 persen. Survei ini dibiayai sendiri.
Mereka diajukan pertanyaan mengenai siapa pasangan calon yang akan dipilih. Sementara itu, sebanyak 40,5 persen responden memilihAhok- Djarot. Selisih elektabilitas pasangan nomor pemilihan tiga itu hanya berjarak kurang lebih 9 persen dari Ahok- Djarot. Jika data elektabilitas itu dirinci ke dalam segmen pemilih penting, pasangan Ahok- Djarot dan Anies-Sandi saling mengalahkan di sejumlah segmen.
Untuk segmen pemilih Muslim, Anies-Sandi unggul dengan dukungan sebanyak 55,04 persen. Sementara itu, Ahok- Djarot memperoleh dukungan 36,02 persen. Namun, dalam segmen pemilih non-Muslim, Ahok- Djarot unggul mutlak dengan 86,58 persen, sedangkan Anies-Sandi 3,65 persen.
Sementara di pemilih yang dikategorikan berdasarkan tingkat ekonomi, pasanganAnies-Sandi relatif kuat di pemilih menengah bawah atau yang pendapatan rumah tangganya di bawah Rp 3,5 juta per bulan, sementara itu, pasangan Ahok- Djarot unggul di tingkat pemilih ekonomi menengah-mapan, atau yang pendapatan rumah tangganya di atas Rp 3,5 juta per bulan.
Di segmen pendidikan, hasil survei hampir paralel dengan di segmen ekonomi. Mereka yang berpendidikan rendah atau tamat SLTA atau di bawahnya, umumnya mendukung Anies-Sandidibandingkan Ahok- Djarot. Anies-Sandi unggul 54,1 persen untuk pemilih lulusan SD atau di bawahnya, sementara Ahok- Djarot 34,2 persen. Untuk yang tamat SLTP atau sederajat, Anies Sandi memperoleh 62,1 persen, sedangkan Ahok- Djarot 32,8 persen.
Sementara itu, pemilih yang tamat SLTA, Anies-Sandi unggul lagi dengan 47,2 persen dan Ahok- Djarot dengan 42,0 persen. Namun, pasangan Ahok- Djarot unggul di pemilih yang pernah kuliah atau di atasnya dengan 51,0 persen, sedangkan Anies-Sandi 44,0 persen. Untuk segmen suku atau etnis, Anies Sandi unggul dari Ahok- Djarot di suku Betawi dengan 58,5 persen, sedangkan Ahok- Djarot 30,2 persen.
Suku Sunda, Anies-Sandi unggul 54,7 persen dan Ahok- Djarot 39,8 persen. Namun, di segmen pemilih Jawa, Anies-Sandi unggul meski bersaing dengan Ahok- Djarot dengan 47,6 persen melawan 42,6 persen. Dan untuk gabungan etnis, ada Tionghoa, Batak, Minang, dan lain-lain,Ahok- Djarot memperoleh dukungan sebesar 64,9 persen, sedangkan pasangan Anies-Sandi 30,1 persen.
2. Hasil Survei Lembaga Media Survei Nasional (Median)
Lembaga Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei terbaru terkait dengan elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada 1-6 April 2017 dengan 1.200 responden. Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling. Margin of error 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berdasarkan survei Median, elektabilitas Anies-Sandi sebesar 49,8 persen, sedangkan elektabilitas Ahok-Djarot 43,5 persen. Sebanyak 6,7 persen responden tidak menjawab. Median mencatat elektabilitas Anies-Sandi naik 3,5 persen, sedangkan Ahok-Djarot naik 3,8 persen dibanding pada Februari 2017.
Hasilnya, 44,9 persen pemilih menilai Ahok-Djarot mampu membenahi Jakarta, sementara 40,9 persen lainnya menilai Anies-Sandi-lah yang mampu. Ada 46,1 persen responden yang menganggap program Ahok-Djarot paling bagus. Di sisi lain, yang menilai program Anies-Sandi bagus sebanyak 39,3 persen responden.
Ahok-Djarot juga dinilai lebih berpengalaman oleh 65,9 persen responden. Hanya 23,2 persen responden yang menganggap Anies-Sandi berpengalaman. Total ada 65,6 persen pemilih yang puas terhadap kinerja Ahok selama menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Median lalu menanyakan alasan responden memilih kedua pasangan tersebut. Hasilnya, ada 67,1 persen responden yang memilih Ahok karena alasan rasional, sedangkan 18,2 persen lainnya karena alasan emosional. Di sisi lain, ada 31,1 persen responden yang memilih Anies karena alasan rasional dan 60,4 persen karena alasan emosional.
3. Hasil Survei Sinergi Data Indonesia (SDI)
Survei yang digelar Sinergi Data Indonesia (SDI) pada 10-17 Maret lalu terhadap 600 warga Jakarta, mengunggulkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Dari 600 responden, sebanyak 49,20 persen mendukung pasangan Anies-Sandi pada putaran kedua Pilkada DKI 19 April mendatang.
Sementara, pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat hanya mendapat 42,20 persen. Sisanya sebesar 8,60 persen menjawab rahasia, tidak tahu, dan tidak menjawab.
Dari 600 responden yang disurvei, 50 persennya atau sebanyak 300 orang adalah laki-laki. Dari respoonden laki-laki tersebut, 50,84 persennya mendukung Anies-Sandi, dan 39,55 persennya mendukung Ahok-Djarot. Sedangkan 9,62 persennya belum menentukan pilihan. Dari 300 responden perempuan, 47,57 persennya mendukung Annies-Sandi, dan 44,84 persennya mendukung Ahok-Djarot. Yang belum menentukan pilihan sebanyak 7,59 persen.
Responden yang disurvei oleh SDI 87,40 persennya adalah muslim, 6,00 persen Kristen Protestan, 4,80 persen Kristen Katolik, dan 1,80 persen adalah pemeluk agama selain Islam, Kristen Protestan, dan Kristen Katolik.
Berdasarkan latar belakang agama, diketahui 56,22 persen muslim memilih Anies-Sandi, 34,10 persen memilih Ahok-Djarot, dan 9,67 persen belum menentukan pilihan. Pemilih dengan latar belakang Kristen Protestan dan Kristen Katolik, semuanya memilih Ahok-Djarot.
Responden yang berlatar belakang agama selain Islam, Kristen Protestan dan Kristen Katolik, 68,31 persennya memilih Ahok-Djarot, 20,84 persennya memilih Anies-Sandi, dan 10,84 persen sisanya belum menentukan pilihan.
Dari 49,20 persen pemilih Anies- Sandi, 4,03 persennya mengaku masih mungkin untuk mengubah pilihannya pada 19 April nanti, dan 0,63 persen pendukung pasangan tersebut mengaku tidak tahu dan tidak menjawab. Sedangkan dari 42,20 persen pemilih Ahok-Djarot, 2,94 persennya mengaku masih mungkin mengubah pilihan, dan 1,73 persennya mengaku tidak tahu dan tidak menjawab.
4. Hasil Survei Polmark Indonesia
Survei yang digelar Polmark Indonesia juga mengunggulkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan elektabilitas 49,1 persen berbanding 41,1 persen untuk pasangan Ahok-Djarot. Faktor utama paslon nomor urut 3 Anies-Sandi dipilih masyarakat Jakarta bukan karena agamanya, tapi karena programnya yang mampu membuat Jakarta menjadi lebih baik lagi. Masyarakat Jakarta memilih kandidatnya berdasarkan programnya lebih dominan dari faktor agama.Faktor tertinggi Anies-Sandi dipilih warga Jakarta karena programnya haruslah ditampilkan pada publik sehingga tak menimbulkan kesesatan. Faktor lain, Anies-Sandi bersih, kita tak bisa menghalangi pikiran masyarakat bahwa pasangan Anies-Sandi bersih. Itu kan hak, silahkan juga mengatakan Basuki-Djarot bersih, tapi menghalangi pikiran itu sama saja tirani, harus ada pembuktian.
0 comments:
Posting Komentar