Rabu, 08 Oktober 2014
Hakikat Islam
*Hakikat Islam*
Allah berfirman,وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat : 56).
Allah menciptakan kita untuk beribadat. Apa makna ibadah?
Demikian ini kami nukilkan keterangan Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah di dalam Fath Al-Majid (hal. 17 cetakan Dar Ibnu Hazm). Beliau memaparkan:
Syaikhul Islam mengatakan, "Ibadah adalah melakukan ketaatan kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah Allah yang disampaikan melalui lisan para rasul." Beliau juga menjelaskan, "Ibadah adalah istilah yang meliputi segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, berupa ucapan maupun perbuatan, yang tampak maupun yang tersembunyi."
Ibnul Qayyim mengatakan, "Ibadah. Barangsiapa dapat menyempurnakan semua maka dia telah menyempurnakan tingkatan-tingkatan penghambaan (ubudiyah). Keterangannya yaitu sebagai berikut: Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Sedangkan hukum-hukum yang berlaku dalam kerangka ubudiyah itu terbagi lima: wajib, mustahab/ sunnah, haram, makruh, dan mubah. Masing-masing hukum ini berlaku meliputi isi hati, ucapan lisan, dan perbuatan anggota badan."
Al-Qurthubi mengatakan, "Makna asal dari ibadah adalah perendahan diri dan ketundukan. Berbagai tugas/beban syari'at yang diberikan kepada manusia (mukallaf) dinamai dengan ibadah; disebabkan mereka harus melaksanakannya dengan penuh ketundukan kepada Allah ta'ala. Makna ayat tersebut (QS. Adz-Dzariyat : 56) adalah Allah ta'ala memberitakan bahwa tidaklah Dia menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Inilah hikmah penciptaan mereka." Saya katakan (Syaikh Abdurrahman), "Itulah hikmah yang dikenal dengan nama hikmah syar'iyah diniyah."
Al-'Imad Ibnu Katsir mengatakan, "Makna beribadah kepada-Nya yaitu menaati-Nya dengan cara melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Itulah hakikat ajaran agama Islam. Sebab makna Islam adalah menyerahkan diri kepada Allah ta'ala yang mengandung puncak ketundukan, perendahan diri, dan kepatuhan." Selesai ucapan Ibnu Katsir.
Beliau (Ibnu Katsir) juga memaparkan tatkala menafsirkan ayat ini (QS. Adz-Dzariyat: 56), "Makna ayat tersebut; sesungguhnya Allah ta'ala menciptakan makhluk untuk beribadah kepada-Nya semata tanpa ada sekutu bagi-Nya. Barangsiapa yang taat kepada-Nya akan Allah balas dengan balasan yang sempurna. Sedangkan barangsiapa yang durhaka kepada-Nya niscaya Allah akan menyiksanya dengan siksaan yang sangat dasyat. Allah pun mengabarkan bahwa diri-Nya sama sekali tidak membutuhkan mereka. Bahkan mereka itulah yang senantiasa membutuhkan-Nya di setiap kondisi. Allah adalah pencipta dan pemberi rezeki bagi mereka."
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu mengatakan mengenai ayat ini, "Maknanya adalah tujuan-Ku (menciptakan mereka)yaitu agar mereka Ku-perintahkan beribadah kepada-Ku." Sedangkan Mujahid mengatakan, "Tujuan-Ku (menciptakan mereka)yaitu untuk Aku perintah dan Aku larang." Tafsiran serupa ini juga dipilih oleh Az-Zajjaj dan Syaikhul Islam.
Beliau (Ibnu Katsir) mengatakan, "Tafsiran ini didukung oleh makna firman Allah ta'ala, "Apakah manusia itu mengira dia dibiarkan begitu saja dalam keadaan sia-sia." (QS. Al-Qiyamah : 36).Imam Asy-Syafi'i menjelaskan tafsiran 'sia-sia' yaitu, "(Apakah mereka Ku-biarkan) Tanpa diperintah dan tanpa dilarang?kita berserah diri kepada Allah SWT semoga senantiasa memberi petunjuk kepada kita semua dalam menjalani kehidupan dunia ini,jangan lupa mengingat ALLAH SWT setiap waktu,dengan cara dzikir,istigfar,dan banyak lagi lainnya memikirkan ciptaanNYa,hadirkan Allah dalam kehidupan sehari-hari dan ikuti suri teladan Rasulullah,Hanya Demikianlah semoga kebahagiaan selalu menyertai kita,Aamiin
0 comments:
Posting Komentar